Pecinta Bahasa Arab dan Nahwu

 Assalamualaikum teman-teman ( kali ini Saya bakal sharing contoh surat izin dalam bahasa Arab. Surat izinnya sederhana, singkat, padat, dan jelas. Ilmu atau pengetahuan ini, Saya peroleh dari dosen-dosen Saya selama bangku kuliah :D semoga bermanfaat ya! Oh iya, sebelum ke contoh. Ada beberapa poin penting yg ‘harus’ tertuang dalam surat izin, sebagai berikut: 1) nama dan tempat yang dituju, 2) tanggal penulisan surat, 3) salam, 4) alasan tidak bisa mengikuti kegiatan atau pelajaran, 5) ucapan maaf dan terimakasih, 6) salam, 7) nama terang dan tandatangan penulis surat. Contoh Surat Izin Tidak Masuk Perkuliahan 25 سبتمبر 2020 إلى حضرة الأستاذ/الأستاذة ...(اسم الأستاذ/الأستاذة)... المحترم/المحترمة في حرم الجامعة السلام عليكم ورحمة الله وبركاته فأفيدكم علما بأني اليوم لا أستطيع أن أشترك في محاضرتكم "...(اسم المواد الدراسية)..."، لأني مريض/مسافر إلى سورابايا مع الأسرة (أو الأسباب الأخرى). فلذلك، أرجو منكم العفو والاعتذار لعدم مشاركتي فيها. هذا، وأشكركم شكرا على حسن اهتمامكم

"Kecerdasan Burung Hudhud" Pada suatu hari, Burung Hudhud berkata kepada Nabi Sulaiman : *Saya ingin mengundangmu sebagai tamuku. Beliau bertanya : Saya sendirian? Hudhud menjawab : Engkau bersama bala tentaramu, di pulau ini dan pada hari ini. (Bayangkan saja bagaimana bisa seekor burung kecil mengundang Nabi Sulaiman dan bala tentaranya yang meliputi manusia, jin dan hewan. Tentunya ia harus menyiapkan hidangan yang sangat banyak) Sampailah pada hari yang ditentukan. Nabi Sulaiman bersama bala tentaranya pun datang ke pulau tersebut. Sebagai hidangan, Burung  Hudhud itu menangkap seekor belalang, lalu membunuhnya dan melemparkan ke laut. Kemudian Hudhud tersebut berkata : *Hai Nabi Allah Sulaiman ! Silahkan dimakan. Untuk yang tidak dapat daging belalang, bisa minum kuahnya (air laut) 😂 Disebutkan, bahwa Nabi Sulaiman dan bela tentaranya selalu tertawa selama setahun tiap kali mengingat kejadian tersebut. Wallahu a'lam *Sumber : Syeikh Kamal

SESAK Karya: Zahriyatun Naeli Syarof Adalah........................... Ketika aku berkata melupakan padahal batin mengkhawatirkan Ketika aku pura-pura tak melihat namun kumenoleh kemudian Ketika aku berusaha memalingkan pendengaran di kerapnya panggilan Ketika aku berlaku acuh padahal raga tak mengiyakan Ketika aku menepis segala bentuk bayang tentang para ingatan Ketika aku tertatih menghapus kenang demi kenang Ketika aku jauh menatap ke depan padahal hati terjatuh di belakang Ketika aku berkata baik-baik saja di rimbunnya sandiwara rasa Ketika aku tahu bahwa kau juga merasakan hal yang sama Ketika aku memilih termangu dan kau kusuruh melaju Ketika kita saling menjauh tanpa sedikit pun saling melupa Ketika aku tahu kau juga sama sepertiku ~merindu dalam bisu Lamongan, 30/05/16 (dalam dekap rintik hujan yang menggiring menuju petang)

Diceritakan oleh Al-Hafidz bin ‘Asakir di dalam “Tarikhnya” dengan sanad sampai ke Hammad bin Humaid,   bahwa pada suatu hari ada seseorang yang mengirim surat kepada Abdullah Bin Abbas رضي الله عنه untuk mengajukan beberapa pertanyaan unik sebagai berikut : 1.         Apa yang tidak mempunyai daging dan darah, tetapi dapat berbicara ? 2.         Apa yang tidak mempunyai daging dan darah, tetapi dapat berlari ? 3.         Apa yang tidak mempunyai daging dan darah, tetapi dapat bernafas ? 4.         Dua hal yang tidak mempunyai daging dan darah, yang dapat diajak bicara dan menjawab ? 5.         Utusan ( Rosul ) yang diutus oleh Allah, tetapi ia bukan dari golongan jin, manusia maupun malaikat ? 6.         Berapa lamakah Nabi Musa AS disusui oleh ibunya sebelum “dibuang” ke sungai ? Di sungai apa ? dan pada hari apa Beliau “dibuang” ? 7.         Berapakah tinggi Nabi Adam AS ? Berapa lama Beliau hidup ? dan siapa pengemban/pelaksana wasiatnya ? Kemudian Abdullah bin A