Penggunaan Kata 'Hadiah' dan 'Jaizah' dalam Bahasa Arab
PENGGUNAAN KATA ‘HADIAH’ DALAM BAHASA ARAB DAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN
MAKNA DAN KONTEKS
Zahriyatun
Naeli Syarof
Universitas
Negeri Malang
ABSTRACT: The
purpose of writing this article is to knowing how the meaning and the using of
‘the gift’ in Indonesian language and
Arabic language. ‘The gift’ was adopted from Arabic language by Indonesian
language. Every culture have many differences, especially in the aspect of
language adopting that seen by the meaning and the context. In Arabic language,
every words have a grammar that very complex, includes ‘the giftt’.
Key words: gift, adoption,
context, culture, complex
ABSTRAK: Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana
makna serta penggunaan kata ‘hadiah’ dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia.
Kata ‘hadiah’ merupakan hasil serapan dari bahasa Arab. Dalam setiap budaya
memiliki perbedaan, terutama dalam aspek penyerapan bahasa yang dilihat dari
segi makna dan konteksnya. Dalam bahasa Arab, seluruh kosa kata memiliki
susunan yang sangat kompleks, termasuk kata ‘hadiah’.
Kata kunci: hadiah, serapan, konteks, budaya,
komplek
Bahasa merupakan salah satu alat pemersatu bangsa. Bangsa-bangsa
dunia memiliki bahasa nasional yang diakui secara resmi oleh negara serta
menjadi alat komunikasi utama. Menurut Achmad dan Abdullah (2012: 3) “bahasa
adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok
sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri”.
Setiap bangsa memiliki bahasa
tersendiri sebagai ciri dan identitas. Akan tetapi, tidak sedikit pula suatu
bangsa mengadopsi bahasa bangsa lain kemudian dijadikan sebagai bahasanya. Di
negara Indonesia istilah tersebut disebut dengan ‘kata serapan’. Ada
beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya pemungutan bahasa Aarab ke dalam
bahasa Indonesia, yaitu: 1. Kebutuhan mengisi kekosongan perbendaharaan bahasa
Indonesia; 2. Kebutuhan memberi kecukupan pengertian di bidang semantik; 3.
Kebutuhan memenuhi suatu register tertentu; 4. Kesediaan sistem bahasa
Indonesia dalam menerima bahasa Asing (Adib, 2009:102—104).
Kata Serapan
Bahasa Indonesia tidak sedikit mengadopsi dari bahasa luar, seperti
bahasa Arab. Bahasa tersebut kemudian diterapkan ke dalam konteks kegiatan yang
dianggap sama, misalanya kata ‘hadiah’ berasal dari bahasa Arab dengan kata dasar ‘هدي’.
Kedua kata tersebut memiliki makna yang sama yakni memberikan sesuatu kepada
orang lain, namun dalam konteks pemberian sesuatu tersebut berbeda. Dalam
bahasa Indonesia, istilah ‘hadiah’ digunakan untuk penyembutan pemberian sesuatu
secara cuma-cuma atau adanya suatu usaha, sedangkan dalam budaya Arab, istilah ‘hadiah’
digunakan ketika pemberian sesuatu tersebut dilakukan dengan cuma-cuma
tanpa adanya suatu usaha.
Makna Kata ‘Hadiah’
Istilah
‘hadiah’ dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia bermakna
penghargaan, penghormatan, dan ganjaran (atas suatu kemenangan). ‘Hadiah’
dalam bahasa Arab ditulis atau disebut
dengan هديّة
(mufrod/tunggal) dan هدايا (jamak/banyak) dengan
arti hadiah atau pemberian (Yunus, 1972:480).
Dalam
penyerapan kata ‘hadiyyah’ (dalam bahasa Arab) ke dalam bahasa Indonesia
tidak mengalami perubahan yang signifikan, baik segi lafal atau ejaan. Proses
penyerapan bahasa dapat dilakukan dengan atau tanpa perubahan yang berupa
penyesuaian ejaan dan lafal (Adib, 2009:93). Hal tersebut dapat terjadi karena
lisan penyerap bahasa sesuai dengan pemilik bahasa, meskipun tidak sempurna
pelafalannya.
Kata
‘hadiyyah’ dalam susunan bahasa Arab menempati kedudukan ‘isim
masdar’ atau kata yang menunjukkan suatu pekerjaan atau peristiwa, dan
golongan ini merupakan subgolongan terbanyak yang diserap ke dalam bahasa
Indonesia dari bahasa Arab (Adib, 2009:96). Dalam kitabالترجمة الهنية في المقدمة الآجرومية menyebutka, bahwa “المصدر
هو الاسم المنصوب الذي يجيئ ثالثا في تصريف الفعل” yang memiliki arti
“Isim masdar adalah isim manshub (dibaca nashob) yang jatuh pada urutan ketiga
dalam tasrifan fi’il (madhi)”.
Kata ‘هديّة’
tidak termasuk masdar yang disebutkan di atas, karena merupakan masdar ‘sama’i’
atau berarti sesuatu yang diperoleh dari proses pendengaran atau mendengarkan.
Hal tersebut terjadi sesuai dengan kebiasaan orang Arab pada umumnya sebagai
pemilik asli kata ‘hadiah’. Kata dasar ‘هديّة’
adalah هدى-يهدى-هداية dengan mengikuti
wazan سرى-يسرى-سراية, tetapi hal tersebut
tidak berlaku bagi orang Arab jika mereka memiliki alasan tersendiri untuk
menggunakan masdar ‘sama’i’ sebagai pengganti masdar asli. Kebanyakan
alasan dari penggunaan masdar ‘sama’i’ adalah karena lebih mudah
dilafalkan atau lebih lazim dalam pelafalan.
Konteks dari
Sebuah Kata
Setiap ungkapan atau ucapan berhubungan
erat dengan konteks. Istilah ‘konteks’ berasal dari bahasa Ingris yakni
‘context’. Menurut Echols dan Shadily (2003:143), ‘Context’ hadir
dengan beberapa pengertian, hubungan kata-kata; suasana; keadaan. Hubungan kata-kata
dengan keadaan seringkali menimbulkan perbedaan pengertian.
Perbedaan
Budaya Penggunaan Kata ‘Hadiah’
Kata ‘hadiah’ dalam bahasa Indonesia
dan bahasa Arab memiliki arti atau makna yang sama. Akan tetapi, kedua negara
tersebut memiliki perbedaan kebiasaan dan pengertian terhadap waktu kapan
pengungkapan atau penggunaan kata ‘hadiah’. Hal tersebut dapat terjadi
karena budaya bahasa penerima dan pemilik tidak ekuivalen serta tidak ada dua
budaya yang sama persis (Syihabuddin, 2005:77). Budaya yang beragam menunjukkan
bahwa suatu bangsa tersebut memiliki banyak suku, ras, dan bahasa.
Pada
umumnya, di negara Indonesia kata ‘hadiah’ digunakan untuk pemberian
atau penghargaan atas kemenangan seseorang atau capaiannya terhadap suatu hal. Hal
tersebut sesuai dengan pengertian dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia bahwa ‘hadiah’
bermakna penghargaan, penghormatan, dan ganjaran (atas suatu kemenangan). Menengok kepada makna hadiah dari pendapat
lain, Tim Dosen PAI Universitas Negeri Malang (2015:142) menyimpulkan bahwa “Hadiyyah
(hadiah) dalam fikih Islam juga disebut dengan hibah, yaitu pemberian sesuatu
kepada orang lain atas dasar kerelaan dan tanpa mengharap sesuatu apapun selain
ridha Allah”. Pengertian kedua, selaras dengan kebudayaan atau kebiasaan
penggunaan kata ‘hadiah’ di negara Arab, yakni pemberian seseorang
terhadap seseorang tanpa adanya usaha sebelumnya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa Arab
adalah salah satu bahasa kuno atau bahasa tertua yang masih eksis di era modern
ini. Selain bahasa Arab sebagai bahasa al-Quran, bahasa Arab juga merupakan
bahasa yang banyak menyumbang perbendaharaan kosa kata di bahasa-bahasa lain,
sebut saja bahasa Indonesia. Kendati demikian, tetap terdapat perbedaan
pengertian atau konteks dalam setiap penerapan atau penggunaan bahasa tersebut.
Dalam kebudayaan orang Arab, pemberian atas
suatu hal dengan adanya usaha sebelumnya disebut dengan ‘جائزة’ (mufrod/tunggal) dan ‘جوائز’
(jamak/banyak) yang bermakna hadiah atau anugerah. Penggunaan kata ‘jaizah’
digunakan sebagai pemberian suatu penghargaan terhadap capaian seseorang atas
sesuatu. Penggunaan kata tersebut hanya digunakan di budaya Arab, meskipun
sesungguhnya makna kata ‘hadiah’ dan ‘jaizah’ hampir sama.
Perbedaannya hanya ada pada kapan kedua kata tersebut akan digunakan atau
tidak.
Orang Arab menggunakan kata ‘hadiah’
sebagai ungkapan pemberian atas dasar rela tanpa ada suatu perolehan apapun
sebelumnya, sedangkan orang Indonesia meggunakan istilah ‘hadiah’
sebagai pemberian atas dasar rela dengan adanya capaian sebelumnya. Kedua
hal tersebut sangat berbeda dalam segi
konteks, meskipun bahasa Indonesia mengadopsi dari bahasa Arab, namun tidak
mutlak mengambil seluruh keseluruhan makna yang sebenarnya. Hal tersebut dapat
terjadi, karena maksud dari kata ‘hadiah’ memiliki dasar yang sama bagi
kedua bahasa (Arab dan Indonesia) yaitu memberikan sesuatu kepada orang lain.
Kekomplekan
Bahasa Arab
Kedua bahasa tersebut memiliki beberapa
tingkat kekomplekan bahasa masing-masing. Dalam bahasa Arab, tingkat
kekomplekan kosa kata sangat tinggi. Contoh umumnya ialah satu kata dasar atau
dalam bahasa Arab disebut dengan ‘كلمة’
(kalimat), dapat menjadi beberapa kata lain dengan makna yang lain. Misalnya, ضرب (memukul waktu lampau), يضرب
(memukul waktu sekarang atau yang akan datang), ضربا و
مضربا (pukulan), ضارب (orang yang memukul), مضروب (objek yang dipukul) dan seterusnya. Setiap
kata memiliki makna yang berbeda, dengan menambahkan atau mengurangi huruf dan mengganti
harokat setiap huruf.
KESIMPULAN
Dapat ditarik kesimpulan bahwa makna dasar
kata ‘hadiah’ adalah sama antara pemiliki bahasa (Arab) dan penyerap
bahasa (Indonesia). Akan tetapi, konteks penggunaan kata ‘hadiah’ antara
keduanya berbeda. Perbedaannya terletak pada kapan kata tersebut digunakan atau
tidak, hal tersebut berdasarkan pada kebiasaan dan kebudayaan bangsa Arab
sendiri yang memiliki tingkat kekomplekan bahasa yang tinggi.
DAFTAR RUJUKAN
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Negeri Malang. 2015. Pendidikan
Islam Transformatif: Membentuk Pribadi Berkarakter (Faris Khoirul Anam, Ed.,
M. Fauzan, Ed., M. Rohmanan, Ed.) Malang: Dream Litera.
Yunus, Mahmud. 1972. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Mahmud
Yunus Wa Dzurriyyah.
Echols, John, M. & Shadily, Hasan. 2003. Kamus Inggris-Indonesia.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Adib, Khoirul. 2009. Bahasa Arab dalam Khazanah Budaya Nusantara.
Malang: Universitas Negeri Malang Press.
Syihabuddin. 2005. Penerjemahan Arab Indonesia: Teori dan Praktek. Bandung:
Humaniora.
Misbah bin Zainul Musthofa. Tanpa Tahun. الترجمة
الهنية في المقدمة الآجرومية. Surabaya: Al Hidayah.
Achmad HP & Abdullah, Alek. 2012. Linguistik Umum (Novietha
I. Sallama, Ed.). Jakarta: Erlangga.
Comments
Post a Comment